Rabu, 22 April 2020

Investigasi Kematian Ayam Bekerja


Tahun 2019 kemarin merupakan tahun penuh perjuangan bagi Balai Besar Veteriner Wates. Berbagai program harus dijalankan demi tahapan menuju kesuksesan

Jumat, 02 Agustus 2019

PERTARUNGAN BULAN

Pertarungan antara manusia dan allien, terjadi di bulan yang bersinar sangat terang. Allien berjumlah banyak sekali melawan astronot yang jmlahnya satu orang. Tetapi astronotnya menang karena memiliki kekuatan dari pedang ultra merah.Pertarungan berlangsung sengit sampai berjam-jam. Kedua jagoan mengeluatrkan kekuatannya secara maksima;

Jumat, 14 Juni 2019

KEMENTERIAN PERTANIAN TERJUN LANGSUNG ATASI DAN ANTISIPASI BERBAGAI PERMASALAHAN PERUNGGASAN INDONESIA 2019


Surakarta ---Bertempat di Hotel Syariah Surakarta, bertepatan dengan Jumat kliwon , yang merupakan hari keramat masyarakat jawa , menjadi tonggak penting tahun ini untuk dunia perunggasan Indonesia. Over produksi DOC, Over Produksi Live Bird- daging ayam di pasaran, Peningkatan jumlah Broker Unggas Komersial , Regulasi mengenai RPHU( Rumah Potong Hewan Unggas)  dan Hatchery ( Perusahaan penetasan ) dan DOC serta berbagai permasalahan lain menjadi topik utama dalam pertemuan dan diskusi ini. Pertemuan dan diskusi hari ini berlangsung penuh kekeluargaan , meskipun beberapa hal harus disepakati setelah melalui diskusi alot dan adu argumentasi. Acara dengan Tema utama Diskusi dan Langkah Stabilitasi Produksi, Distribusi dan Harga Live Bird ( Unggas Hidup ) di wilayah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta ini dihadiri oleh seluruh undangan yang meliputi 45 elemen Perunggasan Indonesia dan dibuka secara resmi oleh Dirjennak DR. Drh Ketut Diarmita, MP yang didampingi jajaran dari Direktorat Pakan dan Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan ( BBVet Wates). Elemen perunggasan yang hadir termasuk Organisasi penggiat Perunggasan seperti GPPU (Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas), Pinsar Indonesia (Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia) serta perusahaan perunggasan seperti PT Charoen Pohphand Indonesia PT. Malindo Feedmill Indonesia, PT. Japfa Comfeed / Ciomas,PT. Sido Agung ,PT. Wonokoyo Jaya Corp,PT. Super Unggas Jaya, PT. Panca Patriot,PT. Januputra Jogja, PT. Amanah, PT. UMI Group, PT. Mustika Jaya Lestari, PT Arjuna Jatim dan perusahaan perunggasan lain. Pertemuan dan diskusi ini juga dihadiri oleh perwakilan ARPHUIN (Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia ) serta perwakilan Satgas Pangan Mabes Polri dan Kementerian Perdagangan.

Kesepakatan dari diskusi dan pertemuan ini diantaranya adalah Pelaksanaan pengurangan DOC FS broiler. Akan di tandatangani Pakta Integritas  antara Integrator terkait distribusi daging dan Live Bird serta kaitannya dengan importasi. Diperoleh kesepakatan mengenai Penataan dan pendataan pelaku perdagangan/ broker unggas komersial dan pelibatan Satgas Pangan mabes Polri dalam pengawasannya. Pendataan oleh Dinas mengenai perusahaan, peternak mandiri, peternak UMKM serta jumlah kandang dan kapasitas terpasang, jumlah RPHU beserta kapasitas cold storage baik yang dimiliki oleh swasta maupun Pemerintah. Dinas akan melakukan pembinaan kepada perusahaan, peternak mandiri, peternak UMKM di wilayahnya. 

 Selanjutnya disepakati untuk melakukan review Permentan Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran  dan  Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi terutama Pasal 12 mengenai kepemilikan RPHU dan rantai dingin dalam rangka penyempurnaan regulasi di bidang perunggasan dan definisi integrator dan peternak mandiri. Disepakati juga  mengenai akan dilakukannya review Permendag Nomor 96 Tahun 2018 terkait harga acuan. Kemendag akan mengeluarkan himbauan kepada ARPHUIN untuk bekerjasama dengan pasar retail modern dalam membantu menyerap stock LB dan daging ayam terutama di wilayah Jateng dan Jatim. Selanjutnya Kemendag juga akan melakukan himbauan kepada perusahaan perunggasan untuk bagian CSR nya agar dapat memberikan bantuan ayam hidup kepada masyarakat. 
 Terkait pemasaran Kemendag akan mengkaji pengaturan segmentasi pasar unggas. Dalam hal pengawasan dan pengawalan kesepakatan maka Satgas Pangan Mabes Polri akan mendalami terkait temuan-temuan dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan usaha ayam ras. Pertemuan ditutup pada menjelang sore hari oleh DR. Drh Ketut Diarmita, MP dengan penuh harapan bagi stabilitas pasar unggas serta kemajuan peternakan Indonesia /BAS

Senin, 24 Desember 2018

EVALUASI PROGRAM BEKERJA DARI STAFF AHLI KEMENTAN, DENGAN BLUSUKAN KE DESA LANGSUNG


Yogyakarta-23/12/2018. Program Bekerja merupakan salah satu Program Unggulan dari Kabinet Bekerja yang langsung dirasakan manfaatnya oleh rakyat berupa bantuan ayam sejumlah 50 ( limapuluh ) ekor setiap Rumah Tangga Miskin ( RTM). Program yang mulai digulirkan sejak Bulan Agustus 2018 ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan rakyat dengan mendongkrak pendapatan Rumah Tangga Miskin melalui sector peternakan ayam dalam skala rumah tangga, pendapatan dari penjualan telur dan ayam, serta pemenuhan kebutuhan protein keluarga. Setelah berbagai tahapan, dari persiapan, verifikasi data RTM, Bimbingan Teknis pada RTM dan Koordinator Desa, Pendamping Kecamatan, Koordinasi dengan Dinas Kabupaten Banyumas dan Purbalingga, Koordinasi dengan Babinsa, aparat keamanan baik TNI maupun POLRI  serta pelibatan semua stake holder dalam distribusi pakan, obat-obatan dan puncaknya adalah ayam , selesai di Bulan November 2018, maka Program BEKERJA memasuki masa evaluasi. Tahapan Evaluasi Program BEKERJA dengan melibatkan semua stakeholder yang terkait langsung sudah dilaksanakan pada 12 November 2018.
Sebagai bagian dari Evaluasi Kementerian Pertanian juga melakukan program Turun Langsung Lapangan dengan menugaskan drh. Prabowo Respatiyo Caturroso, MM.Phd, staff Ahli Menteri Pertanian pada hari Kamis, 20 Desember 2018 untuk mengetahui kondisi nyata dari peternak yang notabene adalah Rumah Tangga Miskin, dengan berbagai latar belakang kondisi. Prabowo yang juga seorang dokter hewan turun ke desa-desa di Banyumas didampingi Tim dari Balai Besar Veteriner Wates sebagai UPT ( Unit Pelaksana Teknis ) Kementerian Pertanian pelaksana Program Bekerja di Kabupaten Banyumas dan Purbalingga. Agenda turun ke bawah tersebut diawali dengan diskusi dan koordinasi dengan Dinas yang terkait Program BEKERJA, yang diwakili Ir. Achmad Subekti Kabid pengembangan dan pengolahan hasil ternak  Dinas Peternakan Kabupaten Banyumas, selanjutnya Tim langsung berkeliling dari  peternak-ke peternak di desa tujuan.
Beberapa poin penting menjadi catatan dalam kunjungan blusukan langsung ke peternak miskin tersebut, diantaranya : 

  1. Bahwa berkurangnya jumlah ternak bantuan di tingkat desa dan RTM penerima tidak mutlak disebabkan karena kematian ayam, namun banyak terjadi pengurangan jumlah karena dikonsumsi dan dijual tetapi dilaporkan sebagai kematian. Hal ini perlu difahami karena kondisi penerima bantuan adalah memang rumah tangga miskin yang kekurangan secara ekonomi.
  2. Beberapa factor non teknis seperti pencairan dana pembuatan kandang karena factor hambatan adminsitrasi menjadi catatan yang harus diperbaiki untuk program Bekerja tahun 2019, karena berimbas pada factor teknis seperti kandang yang tidak sesuai dengan desain standart, pemeliharaan ayam yang terhambat dan juga efek pada factor non teknis lain seperti berhutangnya RTM untuk pembuatan kandang.Faktor non teknis lain adalah ditemukannya pedagang ayam keliling yang membeli ayam bantuan dengan modus kurang baik, hal ini juga menjadi catatan kecil bahwa perlu pengawalan dan pemahaman peternak serta pendamping desa dan kecamatan.
  3. Latar belakang RTM penerima program Bekerja didapatkan 50% lebih berusia diatas 45 ( empatpuluh lima ) tahun, sehingga ada hambatan-hambatan fisik dan komunikasi.
  4. Catatan positif yang merupakan peluang besar bagi pengembangan Program Bekerja adalah adanya peluang Mou atau perjanjian kerja dengan supplier ayam bantuan untuk membeli ayam setelah ayam memiliki berat badan yang layak untuk dikonsumsi, terutama ayam jantan. Hal serupa, berupa peluang kerjasama juga didapatkan melalui Badan Usaha Milik Desa ( BUMDES ) yang setelah kunjungan, diperoleh informasi bahwa beberapa desa sanggup untuk mnjadi lembaga pembantu dalam penjualan ayam dan telur saat sudah memasuki masa siap jual.
  5. Kondisi ternak ayam bantuan saat kunjungan juga sudah banyak yang bertelur dan berat badan , terutama untuk pejantan sudah siap jual.
Dengan data-data yang didapatkan langsung dari peternak dan RTM penerima Program Bekerja tersebut, disimpulkan bahwa Program Bekerja , Bedah kemiskinan Rakyat Sejahtera sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan masyarakat sangat berharap keberlanjutan program tersebut.(iBAS)

Sabtu, 15 Desember 2018

MONITORING DAN KUNJUNGAN KELOMPOK TERNAK PENERIMA PROGRAM PENANGGULANGAN GANGREP 2018


Gunung Kidul 12/12/2018. Program Penanggulangan Gangguan Reproduksi yang merupakan bagian dari Program Nasional UPSUS SIWAB oleh Balai Besar Veteriner Wates, dari tahun ke tahun di lakukan evaluasi secara bersama-sama dengan dinas. Diantara acara evalusi juga dilakukan kunjungan lapang ke kelompok ternak, sebagai pelaku dan penerima Program dari Pemerintah , kunjungan ini untuk melihat dan mengetahui secara langsung pendapat ,harapan dan saran dari peternak, petugas serta pemerintah daerah. Pada evaluasi tahun ini, unjungan diarahkan ke Gunung Kidul. Hadir dalam kunjungan tersebut Ir Bambang Wisnu Broto, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul yang memberikan respon positif terhadap Program Penanggulangan Gangguan Reproduksi di Gunung Kidul. 
Setelah kunjungan ke Kelompok Tani DADI SUBUR, Kab. Gunung Kidul kegiatan evaluasi dilanjutkan dengan acara kebersamaan seluruh peserta di Pantai Sadranan, Gunung Kidul dan Candi Prambanan. Acara hari ketiga dilanjutkan dengan diskusi yang menghadirkan Pakar Reproduksi dari akademisi dan Pemegang Kebijakan Program UPSUS SIWAB yang diwakili Seknas UPSUS SIWAB, Drh. Maidaswar.( iBAS )

Rabu, 12 Desember 2018

EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN GANGREP 2018


Yogyakarta-12 Desember 2018.  Program Penanggulangan Gangguran Reproduksi yang dilaksanakan tahun 2018 telah selesai dilaksanakan. Sebagai bagian penting kegiatan Program tersebut maka dilakukan Evalauasi Akhir Program Penanggulangan Gangguan Reproduksi tahun 2018, peserta yang diundang meliputi seluruh kabupaten kota yang mendapatkan program Penanggulangan Gangguan Reproduksi UPSUS SIWAB, yang terdiri dari kurang lebih 78 wilayah. Peserta masing masing terdiri dari 2-3 personil dinas , baik medic,paramedic, inseminator ataupun structural yang mewakili Pelaksana Program di kabupaten kota dengan jumlah 250 peserta. Kegiatan dilaksanakan selama 3 ( tiga ) hari di Hotel Cavinton Yogyakarta dari tanggal 11 hingga tanggal 13 Desember 2018, yang meliputi kegiatan di ruangan di Cavinton Hotel , juga kunjungan lapangan ke Sleman dan Gunung Kidul untuk mengetahui secara langsung keberhasilan Program di tingkat kelompok ternak.
Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Penanggulangan Gangguan Reproduksi menghadirkan Direktur Kesehatan Hewan yang diwakili oleh Drh Pudjiatmoko,Phd. , Perwakilan bidang yang menangani kesehatan hewan dan peternakan Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI. Yogyakarta. Pemateri dari akademisi menghadirkan DR. drh. Agung dari bagian Reproduksi Universitas Gadjah Mada dan DR.drh. Trilas Sarjito dari Universitas Airlangga Surabaya. Pemateri terakhir adalah drh. Maidaswar yang merupakan seknas UPSUS SIWAB, yang menyampaikan progress akhir UPSUS SIWAB tahun 2018 dan perencanaan serta informasi awal terkait keberlanjutan Program UPSUS SIWAB tahun 2019.
Acara ini diakhiri dengan agenda penyampaian rumusan Evaluasi Program Penanggulangan Gangguan Reproduksi oleh Panitia dan ditutup Kepala Balai Besar Veteriner Wates, drh. Bagoes Poermadjaja, MSc.( iBAS)