Yogyakarta- 1/12/2018. Resistensi Antimikroba (AMR-Anti
Microba Resistensi) menjadi ancaman yang menyita perhatian dunia
kesehatan masyarakat, kesehatan hewan, dan lingkungan. Selain itu, ancaman
Resistensi Antimikroba juga dipandang sebagai ancaman serius bagi
keberlangsungan ketahanan pangan, khususnya bagi pembangunan di sektor
perternakan, pertanian dan perikanan.
Oleh karena itu Balai Besar Veteriner Wates hadir
dan ikut secara aktiv dalam acara 'International Scientific Conference on AMR
2018' dengan tema Raising Awareness and Understanding on AMR Through One Health
Approach for Health Professionals. Acara tersebut dilaksanakan di Hotel JW
Marriot, Jakarta pada tanggal 28-29 November 2018 yang lalu, yang merupakan kerjasama
antara Kementerian Kesehatan dan WHO.
“Balai Besar Veteriner Wates akan berperan
serta secara aktiv dengan mengagendakan dan akan melaksanakan Surveillans
Resisten Antimikroba pada produk-produk peternakan pada tahun 2019 “Jelas drh.
Bagoes Poermadjaja MSc, Kepala Balai Besar Veteriner Wates, yang juga merupakan
salah satu pembicara pada acara tersebut.
Untuk menghadapi ancaman Resistensi
Antimikroba, diperlukan Konsep One Health. Konsep ini memastikan seluruh
pemangku kepentingan dilibatkan dalam menyelesaikan masalah secara menyeluruh.
Pendekatan One Health mencakup pemikiran bahwa permasalahan yang memberikan
dampak kepada kesehatan manusia, hewan dan lingkungan dapat diselesaikan secara
efektif melalui komunikasi dan kolaborasi yang lebih baik diantara para
pemangku kepentingan dari berbagai disiplin ilmu dan kelembagaan, menuju pada
masyarakat yang lebih sehat dan bahagia.
“BBVet Wates merupakan Laboratorium rujukan
Nasional untuk beberapa penyakit penting di bidang peternakan seperti Avian
Influenza, Anthrax dan Salmonella, dan kami juga menjadi focal point untuk
pelaksanaan Program Surveillans AMR pada tahun 2019 nanti,” pungkas drh Bagoes
saat diwawancarai hari ini.( BAS )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar